WELCOME

hello all lovers blog. Welcome to the blog MAZ KECAKOT. Hope you good.!!

denger lagu yuuk

Sabtu, 26 Desember 2009

Sejarah

1. Latar Belakang

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), atau “Dokuritsu Junbi Cosokai”, berganti namamenjadi PPKI ( Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga “Dokuritsu Junbi Inkai” dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekkan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas kota Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 14 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang (sic).

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.

2.Proses Terjadinya

Museum perumusan naskah proklamasi merupakan museum sejarah yang menjadi saksi lahirnya naskah proklamasi Indonesia. Persiapan dan perumusan naskah, pengetikan, serta pengesahan atau penandatanganan naskah proklamasi dilakukan di gedung museum. Naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 Wib, oleh Ir. Soekarno diproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan pembacaan Naskah Proklamasi di halaman depan rumah kediamannya, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta atau sekarang menjadi Jl. Proklamasi

3.Arti Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia

Proklamasi Berasal dari dua kata : Pro dan Klaim , kalo secara harfiah berarti di-'klaim' sendiri. Indonesi a telah merdeka untuk selamanya. Kemerdekaan Indonesia berarti bangsa Indonesia bebas mengatur dirinya sesuai dengan kehendak rakyat.

Memang secara yuridisnya, bangsa ini ketika merdeka ternyata bukan merdeka sesungguhnya, tetapi diklaim merdeka, atau dengan kata lain ngaku-ngakunya saja merdeka, karena menurut pengakuan dunia internasional saat itu , negeri yang sekarang disebut Republik Indonesia dan dulunya adalah Hindia Belanda (Nederland Indische) adalah bagian dari kerajaan Belanda.. Tetapi direbut oleh Jepang dalam perang dunia kedua.

Tapi pada pertengahan 1945, situasi perang berubah.. Jepang terdesak dan tak mungkin lagi melanjutkan peperangan. Saat itu, sekelompok anak muda pribumi idealis di Hindia Belanda yang diduduki Jepang melihat kesempatan untuk merdeka, karena saat itu kebetulan Jepang sudah terdesak sedangkan Belanda tidak ada lagi, jadi mereka mengklaim dirinya untuk merdeka.

Atau kasarnya dengan kata lain, anak-anak idealis itu yang sebenarnya hanya penonton diantara hingar bingar perang dunia kedua dengan clingak clinguk kemudian berteriak "Asyiikk, NGGAK ADA YANG NGEJAJAH !! AYO KITA MERDEKA!! MUMPUNG JEPANG UDAH KALAH!"

Dan dengan memaksa dua orang politikus muda bernama Ir. Soekarno dan Drs.Moh. Hatta, mereka mengklaim dirinya merdeka. INGAT! Mengklaim DIRINYA! PRO - CLAIM Bukan men-deklarasikan! Itu sebabnya kenapa kemerdekaan negara ini disebut dengan proklamasi, dan bukan deklarasi seperti
USA.

Jadi sebenarnya kita ngaku-ngakunya aja merdeka, analoginya sama seperti halnya seorang cewek cantik yang dekat sahabatan sama kita tapi dia sudah punya cowok.. kemudian ketika suatu hari dia putus sama cowoknya, kita meng-klaim, mem-proklamasikan pada semua orang: Nah kembali ke proklamasi RI, tetapi masalahnya
kan nggak berhenti di situ. Ketika kita usai 'mengklaim diri kita bahwa kita merdeka' Belanda tentu saja tidak terima... Maka dari itu mereka melancarkan Agresi Militer hingga dua kali.. Pembenaran mereka tentu, untuk merebut kembali Hindia Belanda, kejayaan Pax Nederlanica di Asia Tenggara dari sekelompok orang-orang ekstrimis yang mengaku merdeka.

Tetapi sejarah kemudian memihak pada 'ekstrimis' itu.. Berkat lobi yang dilakukan mereka, PBB pun akhirnya mengakui bahwa Negara Hindia Belanda di Asia Tenggara sudah tidak ada, dan berganti dengan Republik
Indonesia, yang kekuasaan politiknya dipegang oleh orang-orang pribumi. Dan Belanda pun juga harus mengakui ini secara resmi pada tanggal 27 Desember 1949.
Karena itu, memperingati sebuah peristiwa bersejarah seperti detik-detik Proklamasi
Kemerdekaan RI, bukan sekedar mengenang masa lampau. Tetapi harus menjadikannya sebuah media yang dapat membuka pikiran dan imajinasi untuk berbuat dan melakukan tindakan-tindakan besar dan benar.

Sebuah bangsa yang tidak berpedoman pada sejarah akan menjadi bangsa yang kehilangan pijakan dalam berbuat. Bangsa yang tidak berdiri di atas sejarah, akan menjadi bangsa yang berdiri di atas kekosongan. Bangsa yang berdiri di atas kekosongan, hanya akan memperoleh kehampaan.

Sekelompok orang, sebuah komunitas atau negeri yang tidak mengerti akan sejarahnya sendiri, tidak akan memiliki pegangan yang cukup dalam menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil. Sebuah negeri yang tidak belajar dari sejarahnya, akan menjadi negeri yang gagal dalam meneruskan masa depan. Gagal dalam memperjuangkan kemaslahatan.

Arti penting proklamasi kemerdekaan, tidaklah berhenti pada batas bahwa kita telah memiliki negara. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah sebuah modal perjuangan untuk mengisi hari-hari ke depan yang penuh tantangan. Tempat bertanya, apakah yang kita lakukan hari ini sudah maksimal sebagaimana yang diamanatkan proklamasi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar