tabrakan Asteroid Raksasa Pemicu Punahnya Dinosaurus*
PARIS - Punahnya dinosaurus yang diperkirakan sekitar 65 juta tahun
lalu mungkin berhubungan erat dengan tabrakan dua objek batuan raksasa di
sabuk asteroid 100 juta tahun sebelumnya. Tabrakan inilah yang diduga
menghasilkan pecahan batuan berukuran besar yang menghunjam Venus, Mars, dan
salah staunya menjadi meteorid yang memukul Bumi.
Tabrakan meteorid raksasa dengan permukaan Bumi menghasilkan kabut debu di
atmosfer sehingga menghambat sinar Matahari ke permukaan Bumi. Hal itu
menyebabkan perubahan iklim global yang mendorong punahnya makhluk-makhluk
raksasa dinosaurus. Namun, iklim yang berubah justru cocok bagi mamalia atau
hewan menyusui untuk berkembang pesat, termasuk juga manusia.
Terjadinya tabrakan dua asteroid raksasa dapat diketahui dari hasil simulasi
komputer yang dilakukan tiga peneliti dari Southwest Research Institute di
Colorado, AS, masing-masing William Bottke, David Vokrouhlicky, dan David
Nesvorny. Tanda-tanda tersebut dapat dilihat dari sbuah asteroid besar
bernama 298 Baptistina yang memiliki jalur orbit sama dengan sejumlah
kelompok batuan angkasa yang berukuran lebih kecil.
Dari simulasi waktu dan kimia karbon, dapat diketahui bahwa objek-objek
tersebut berasal dari satu asteroid raksasa yang berdiameter sekitar 170
kilometer. Pada 160 juta tahuan lalu, objek batuan raksasaa ini ditabrak
asteroid lainnya yang panjangnya 60 kilometer. Tabrakan tersebut
menghasilkan pecahan-pecahan besar, 30 objek yang berukuran lebih dari 10
kilometer dan 140 ribu batuan berukuran lebih dari satu kilometer.
Dalam perjalanan waktu, pecahan-pecahan ini terdorong energi Matahari ke
jalur orbit baru yang disebut efek Yarkovsky. Salah satu objek paling besar
yang berdiameter 10 kilometer mungkin terpisah dari jalur orbit dan menabrak
Bumi 65 juta tahun lalu.
Peristiwa ini menyebabkan kebakaran besar di permukaan Bumi dan
menghamburkan debu dan batuan hingga menyelimuti atmosfer. Jejak terjadinya
peristiwa yang disebut Kepunahan Massal Cretacoeus/Tersier dapat dilhat pada
kawah raksasa selebar 180 kilometer di situs Chicxulub di Semenanjung
Yucatan, Meksiko.
Sebagian besar vegetasi musnah dan spesies hewan yang tergantung padanya
punah. Yang bertahan hanya hewan-hewan yang dapat beradaptasi dengan
lingkungan yang baru.
Para peneliti memperkuta teorinya dengan mempelajari endapan di kawah
tersebut. Mereka menemukan jejak mineral yang disebut kondrit terkarbonasi
yang hanya ditemukan pada sejumlah kecil meteorit. Kebanyakan meteorit tidak
dapat dikaitkan dengan peristiwa di Chicxulub, namun Baptistina sepertinya
bisa. Bahkan melalui simulasi tersebut mereka yakin dengan tingkat keyakinan
hingga 90 persen bahwa kejadian tersebut disebabkan meteorit raksasa bukan
komet seperti banyak perkiraan.
denger lagu yuuk
Senin, 28 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar